AKU MENANGIS DIATAS NEGERIKU INI, OKNUM TERTENTU YANG SELALU PUNAH OAP


Dok foto Google





     Inilah aku menagis,

Ketika aku melihat banyak di antara kami Yang selalu  demih satu persatu menghilang diatas  negeriku  ini,  kemudian mereka datang untuk dihancur melalui kekuatan Imprealisme dan kapitalisme dari melayu indo.

tidak  punya tempat untuk berteduh.
Negeri yang kaya raya sudah menguasai orang tak kenal, Namun menggapa kami selalu  hidup dalam di bahwa penjajahan 

Waktu Terus berjalan,tapi di saat kami menjerit  meminta keadilan dan hak Kami , tapi tak ada yang menjawab, hanya untuk memusnahkan oap

Sehinga tiap  detik menit mendengar goncangan dan tsunami OAP diatas kekayaanya.

Hey sodora enkau  punya martabat dan keadilan itu jangan menyembuyikan dalam selimut, kasihan sekali  mereka juga,  diciptaan dari  tuhan, dengan karena itu engkau janngan melakukan tidankan yang tak menyenankan hati kepada OAP.


Inilah alasan aku menangis.
Ketika aku melihat jutaan rakyat kecil yang tidak tauh apapa, tetapi kelompok kejahatan yang selalu menghancur dalam kehidupan mereka.

Katanya,  Mereka adalah bagian dari negeriku.Tapi mereka selalu mendengar berita kekerasan dari negara melayu

Negeriku yang kaya raya  yang penuh dengan keemasan  kini hanya penuh dengan kerampasan kekayaan oleh orang  tak kenal


Matahari terbenam, malam pun tiba
Aku melihat  mereka berbondong - bondong diatas tanah Cenderawasi hanya mereka   mencari tempat untuk berteduh.


Rakyat kecil yang setempat  dipunah, 
melalui kekuatan TNI Dan Porli hanya untuk merampas kekayan, dipuna oap dan  menguasai  pribumi itu.

Inilah alasan aku menangis.
Ketika rakyat kecil tak lagi tersenyum,
Ketika rakyat kecil tak lagi mendapatkan keadilan.

Rakyat kecil menjadi pengorbanan  diatas negeriku, oh Tuhan kami pass Serahkan kedalam tanganmu semua peristiwa yang sedang tejadi dari tahun  1962 sampai saat ini,  tak pernah berhenti. Hanya mendengar tangisan orang aslih papua (OAP) 

Yah tuhan lihatlah semua peristiwa yang sedang terjadi  di bumi ini. 

OLEH :M. Douw.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.